khutbah Jum'at Indonesia
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ لِلّه اَلَّذِيْ جَعَلَ اَلْأَمْنَ مِنْ أَعْظَمِ النِّعَم الَّذِي لَا تَتِمُّ مَصَالِحُ الْخَلْقِ إلَّا بِهِ وَمَقَاصِدُ الإِسْلَام.اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي هَدَانَا إِلَى نُورِ السَّلَامِ, وَعَلَى آلِهِ وَأَصحَابِهِ كَالنُّجُومِ فِي العَالَم.أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوا اللهَ حّقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ عَلَى الإِسلَامِ.
Jamaah Jumat RohimakumullahMarilah kita meningkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Bulan ini adalah bulan yang sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia, di mana bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari para penjajah. Hal tersebut mengingatkan kita untuk bermuhasabah, berintrospeksi diri.
Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt.” (HR Tirmidzi)
Jika suatu bangsa ingin sukses, maka sudah seharusnyalah kita mengintrospeksi diri bagaimana perjuangan para ulama terdahulu beserta para santrinya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Perlu diketahui bahwa para pahlawan tidak hanya raga yang mereka korbankan, akan tetapi jiwa, tenaga, fikiran, semua mereka kerahkan demi merdekanya bangsa kita.
Jamaah Jumat RohimakumullahKini Negara kita sudah aman sentosa, sudah sangat jauh lebih baik dari pada kondisi 78 tahun yang lalu, maka sudah seharusnyalah kita berterima kasih atas jasa-jasa para pahlawan kita terdahulu. Rasululloh SAW bersabda:
(مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللّهَ. (رواه أحمد والترمذي
Artinya: “Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad & Tirmidzi)
Sebagai wujud terima kasih kita kepada para pejuang terdahulu kita akan merawatnya, menjaga persatuan bangsa kita. Allah Swt berfirman:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah berupa jama’ah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS. Ali ‘Imron; 103)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman:
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (46
Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Terkait ayat ini, al-Imam Abu Hayyan dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith menjelaskan, perpecahan dapat mengakibatkan kehancuran yang membuat para penjajah mudah menguasai sebuah negara.
Rasululloh Saw. bersabda:
اَلجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
Artinya: “Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Al-Qadha’i).
Terjaganya persatuan bangsa kita, amannya negara, maka kita juga akan semakin mudah untuk menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.
Komentar
Posting Komentar