Mengikat Ahwat untuk akhirat

Sesekali pernah kita berpikir tentang ke hidupan ini? ...
Akan jadi apa 5 tahun lagi.
Apa kita masih tetap sehat seperti sekarang?...
Apa kamu ingin kelak punya rumah besar dan kaya raya ?...
Kita pun pasti pernah bertanya-tanya tentang hidup ini. Sering kali di dunia ini menjadi acuan hidup bagi apapun yang kita lakukan.
Tak heran sungguh memang. Kita hidup di dunia yang menuntut kita akan segala hal yang harus kita penuhi.

Sering kali kita mendapatkan masalah, hinaan, cacian, musibah, dan kesakitan. 

Yang konon berlimpah ruah menghendaki kita untuk sedikit mengenyampingkan urusan kita dengan Tuhan yang Maha Esa. Yaitu Allah SWT. 

Sehubungan dengan itu ada kalanya kita akan berhadapan dengan sakit lah, Utang lah, Cinta lah, Semua hal itu menjadikan kita kadang lalai dan lupa akan siapa pencipta kita.

Oleh karena itu kehidupan kita pada saat ini tolak ukur kesuksesannya bagaimana dia memiliki harta, bahkan di samping itu persoalan ibadah menyempurnakan agama (Nikah) di ukur dengan seberapa banyak Harta yang dimiliki.

Belum lagi akan berbenturan dengan pertanyaan yang memang membuat keraguan dan ketakutan untuk melakukan Pernikahan. Kamu sudah kerja dimana?..
Kamu penghasilannya berapa satu bulan?.. Pendidikan kamu apa?..

Akibatnya orang akan menjungkir balik memikirkan persoalan pernikahan, hingga mewabah menjadi jalan pintas untuk pernikahan yaitu pacaran. Yang sudah barang pasti itu perzinahan.

*إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ، فَقَدِ اسْـتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْـنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَـا بَقِيَ.*

“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa."

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenang kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar-Rum 21)

Menghilangkan keraguan, bahwa kita telah Allah tentukan jodohnya.
“Dan segala sesuatu Kami Ciptakan Berpasang – pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”

Berdekatan dengan itu cukup now for memantaskan diri kita di usia berapa ikhtiyar ini kan disempurnakan.

Marilah kita mencari pasangan yang baik, baik agamanya, baik parasnya, baik nasabnya, baik akhlaknya, baik tutur katanya, baik hatinya dan sayang kepada kita karena oleh sebab itu pasangan akan jadi jalan, serta teman di Akheratnya Allah dan bisa menjadi sandungan dan musuh di Akheratnya Allah Ta'ala.

“perempuan biasanya dinikahi karena empat hal : karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullahu SAW :

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.

‘Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).'

*@yo lebih baik dan semangat, Belajar yang giat, Ibadah yang nikmat, ngaji yang Hikmat,
insyaallah hidupmu akan diliputi berkat, baik dunia maupun Akherat*

*_Bagi para orang tua yang akan menjadi mertua, jangan mempersulit anaknya ketika ingin menyempurnakan agama. Justru pernudahlah, dan ajarkanlah dengan cerita di kehidupan berumah tangga. Takut anaknya keburu tua. Dan pasti akan merana._*

*Gambarkanlah menikah itu indah, dan berceritalah untuk memacu dalam penyempurnaan agama yah.*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta keegoisan

Literasi cinta

Aku Bangga Jadi santri