Pemuda ayo berpolitik

Jaman now adalah zaman milenial yang penuh kemudahan dalam meraih sesuatu, konon kemudahan itu akan sulit apabila tidak di sandari dengan pengetahuan yang mapan.
Ilustrasi sebuah tanaman yang dilihat dari kejauhan sungguh sangat indah dan rindang, disebelahnya pun di hiasi pohon yang teduh sejuk dan nyaman menyegarkan udara di sekitarnya, orang pun ramai menyandarkan tubuhnya untuk istirahat bersantai menikmati kesejukan alam dibawah pohonnya.
Hingga ternyata pohon itu memiliki buah manis yang banyak bahkan sampai bergelantungan dari mulai yang jauh di ketinggian ranting hingga yang rendah.

Pohon yang rindang teduh nyaman serta berbuah manis banyak itu ternyata tidak semua hasilnya manis, ada yang kurang manis bahkan busuk pula.

Pertanyaannya kenapa buah nya tidak bagus semua. ?
Haruskah menyalahkan pohonnya?

Begitupun dalam dinamika politik, sudah sejauh mana partai politik itu sebagai kendaraan politisi hingga mampu mendidik atau melahirkan kader-kader calon pemimpin yang punya visi kebangsaan yang kuat serta memiliki kepribadian akhlak yang manusiawi ?

Bukankah kita tahu, bahwa sebagian besar kandidat pemimpin yang di usung oleh parpol ini adalah mereka yang memiliki latar belakang pengusaha besar yg mungkin punya saham banyak sebagai mahar untuk melamar sebuah partai?

Keberadaan partai dalam kendaraan politisi di konstitusi akan menjadi penyelengaraan yang mapan.
Dengan scince pendirian partai  politik di NKRI ini penuh dengan tangtangan.
Bermula dari administrasi parpol yang akan menjadi persyaratan demi berlabuhnya kendaraan.
Demokrasinya di bumi pertiwi ini yang mengatur adalah KPU.
Parpol apapun kita yakin memiliki integritas tinggi yang di anut berlandaskan undang-undang, bahkan di milikinya kian asas-asas kebaikan melejit untuk ke maslahatan masyarakat umumnya.

Timbul pertanyaan diatas memang sepintas partai hanya seperti komunitas yang bergengsi tidak memiliki masa depan yang cerah untuk perubahan. Walau padahal partai politik yang ada di NKRI segogyanya adalah visi dan misi kebaikan perubahan semuanya.
Runtunan permasalahannya adalah pemerintah belum siap memfasilitasi demokrasi untuk parpol sebagai anggaran yang besar demi terciptanya pemimpin yang baik dan demokrasi yang jauh lebih baik.
Mahar demokrasi dalam partai masih melejit menjerit hingga mencekik  merobek systematik.

Dampak kurangnya pembiayaan dari pemerintah untuk demokrasi adalah partai politik yang tidak produtif.
Ilustrasinya juga bahwa di dalam berkeluarga, ada salah satu anak yang melakukan kriminal dari keluarga yang memang sangat baik, akan tetapi dalam hal ini pantas kah kita menilai dan menyebut  bahwa klaim keluarga tersebut adalah keluarga kriminal, padahal yang berkelakuan hanya satu orang saja.
Nah begitupun juga partai, apakah kita akan mengklaim bahwa ketika ada politisi yang korupsi bahwa partai itu adalah kriminal parpol. Jawabanya adalah oknum individual.

Kesimpulannya adalah kader yang seharusnya di buat oleh partai itu hilang karna oknum yang menguasai kekuasaan kebijakan. Penyebabnya pemerkosaan politik dan pelacuran politik diamana-mana
Tapi dalam satu, dua, dan tiga sudut pandang, ada yang masih kuat membentuk pendidikan kader partai yang baik walau anggaran demokrasinya sangat minim.

Dan masih ada salah satu partai yang memang mereka kuat dan solid karna ideologinya, hingga kader yang di tanam meraka menjadikan kesolidan yang erat. Sebuah kata hati yang mereka sampaikan ke dalam kader menjadi akar dan pondasi yang kuat.
Dengan sebuah kata hati lah akan sampai kedalam hati.

Metode pengkaderannya mereka istiqomah dalam kajiannya satu pekan satu kali dan berkemah di pegunungan.
Dalam hal ini kajianya juga ternyata bukan hanya politik saja, akan tetapi yang mereka kaji adalah ilmu agama yang di kaji.
Kenapa demikian agama yang di kaji. ?
Karena agama di dalamnya memiliki banyak beraneka ragam ilmu yang luas sampai persoalan negara dan politik. Itulah agama ISLAM.

Dan tidak pernah ada kepemimpin yang di kuasai ISLAM itu konflik umat beraga dan lain-lain. Buktinya yaah kita NKRI.

Penguatnya dalam pengkaderan parpol adalah pemuda.

Pemuda yang seperti apa kadernya ?
Pemuda yang memiliki integritas dan terutama yaitu memiliki SALIMUL AQIDAH  (Aqidah yang lurus/ Good Faith)
Aqidah yang lurus/bersih ini harus ada di dalam diri seorang Muslim. Dengan aqidah yang lurus, maka seseorang akan memiliki ikatan yang kuat dengan Tuhannya. Yaitu Allah SWT.
Ikatan ini akan membuat seorang muslim ikhlas dalam mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
memahami ilmu tauhid, selalu mengingat Allah dan selalu merasa diawasi (muraqabah) selanjutnya SHAHIHUL IBADAH (Ibadah yang benar)
Ibadah yang benar ini artinya setiap ibadah yang kita lakukan sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
melaksanakan shalat 5 waktu dan lain sebagainya yang di wajibkan
”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepadaku.” (Q.S Adz – Dzariyat [51] : 56)
Selanjutnya adalah pemuda yang memiliki MATINUL KHULUQ (Akhlak yang kuat)
Akhlak yang mulia menggambarkan hubungan seorang manusia dengan Tuhannya maupun dengan sesama makhluk-Nya. Akhlak yang mulia mampu meyakinkan orang lain betapa indahnya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Selanjutnya QOWIYYUL JISMI  (Jasad yang kuat)
Memiliki fisik yang kuat merupakan salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Dengan fisik yang kuat, akan semakin banyak hal kebaikan yang dapat kita lakukan.
Selanjutnya MUTSAQQOFUL FIKRI  (Wawasan yang luas)
Dengan pemikiran dan pengetahuan yang luas, kita dapat memberikan solusi dan pengambilan keputusan yang berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Dengan hal ini pula kita dapat mengatur strategi yang cerdas untuk kemajuan Islam.
Selajutnya MUJAHADATUN LINAFSIHI  (Berjuang melawan hawa nafsu)
Pada dasarnya seorang manusia itu memiliki kecenderungan untuk berbuat baik ataupun buruk. Untuk itu diperlukan kesungguhan dalam diri seseorang agar ia cenderung untuk berbuat baik dan melaksanakannya sesuai ajaran Islam.
Selanjutnya HARITSUN ‘ALA WAQTIHI (Manajemen waktu)
Sifat waktu yang tidak dapat diperbarui, tidak dapat disimpan, dan tidak dapat diulang kembali membuat seorang muslim harus bisa menggunakan waktu setiap detiknya dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Selanjutnya MUNAZHZHAMUN FI SYUUNIHI (Terarah & teratur dalam urusan)
Terarah dan teratur dapat membuat seseorang mampu mengorganisir seluruh kegiatannya dengan efektif dan efisien sehingga waktu yang digunakannya pun tidak akan sia-sia.
Selanjutnya adalah QODIRUN ‘ALA KASBI (Mempunyai kemampuan untuk berpenghasilan)
Seorang Muslim diupayakan untuk bisa mandiri secara financial dan tidak tergantung kepada orang lain. Sebab seorang muslim itu harus kaya agar bisa membayar zakat, infaq, shadaqah dan naik haji dan umrahm. Pada prinsipnya memanfaatkan hartanya dalam rangkah beribadah pada Allah. 
Dan selanjutnya yang terakhir adalah NAAFI’UN LI GHAIRIHI (Bermanfaat bagi sesama)
Kehadirannya memberi manfaat bagi orang lain dan dibutuhkan. “Keberadaannya akan menjadi kebahagiaan bagi orang lain dan ketiadaannya akan menjadi kerinduan bagi yang lain”.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” (Rasulullah SAW).
Ayolah lebih baik dari sekarang, dari hal yang kecil dan dari diri sendiri serta dengan azzam yang kuat, ikhtiar yang terus-menerus serta doa yang berkelanjutan, kita mulai memperbaiki akhlaq kita. Menuju karakter muslim ideal semata-mata untuk beribadah kepada Allah.
Dan sekali lagi kenapa harus kader pemuda?
Karena kader pemuda merupakan agen perubahan yang paling besar dari sebuah peradaban.
AYO LEBIH BAIK!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta keegoisan

Literasi cinta

Aku Bangga Jadi santri