Riview masyarakat

Oleh : Ustadz Vian Jurnalis,S.Pd.I

Rabu, 30 Mei 2018 M
           14 Ramadhan 1439 H

Di dalam norma kehidupan berkedaulatan dan ber kewarganegaraan khususnya kita Negara Kesatuan Republik indonesia (NKRI). Menyikapi persoalaan birokrasi bernegara bahwa kita sebagai masyarakat harus taat dan patuh terhadap hukum dan aturan negara, karna negara kitapun negara hukum. Carut marut negara di kehidupan kita memang sudah menjadi wabah dalam perbincangan yang tabu di kalangan masyarakat apalagi negara kita yang berkonstitusi negara paripurna Pancasila. Dari asas landasan Pancasila NKRI utuh dan erat dengan kedaulatannya.

Perbincangan yang sangat hangatnya di obrolkan bahwa kebanyakan dari masyarakat memandang suatu pemerintahan itu bernilai asumsi yang kurang baik, bahkan naik level ketingkat sangat buruk cara sudut asumsinya. Dengan demikian carut marut ini, masyarakat jauh dan pobia terhadapa kata-kata politik, dan hal nya apalagi berbicara mengenai partai politik, dengan mudahnya masyarakat mengecam bahwa partai adalah di sama dengankan uang. Atau mafia politik.

Ambil simple nya ketika kita melihat salah satu kejadian pidana yang di lakukan oleh salah satu orang bahwa dia tersebut telah melakukan kelakuan yang kurang baik. Apakah kita akan menilai bahwa menyimpulkan suatu keluarganya semua itu buruk. Hanya gara-gara perlakuan satu orang dan kita menjugje keluarga itu tidak baik, dan padahal yang buruk itu hanya satu orang saja.
Sungguh value yang rasis terhadap keluarga tersebut.

Mencermati dinamika review masyarakat sekarang pun demikian, selalu menjugje bahwa partai itu semuanya sama saja selalu melakukan korupsi di mana-mana bahkan menilai dan menyimpulkan seluruh partai itu mafia politik. Jahat sekali bukan apabila opini seseorang demikian.

Demikianlah juga sudut pandangan orang yang jauh terhadap agamanya yaitu islam. Karna berasumsi yang menjalankan sunnah itu teroris. Perang pemikiran ini yang semarak kita telah menjadi konsumsi renyah masyrakat di zaman era abad sekarang-sekarang ini.

Sehingga penyimpulan suatu kelompok selalu salah di matanya.
Kelompok ini salah dan partai ini salah, atau keluarga ini salah bahkan agama ini salah, karna atas satu kejelekan perlakuan individual oknum saja dan tanpa menilai dari suatu kebaikan yang lainnya.

Dengan demikian mari kita sama-sama untuk menjadi orang yang pandai dalam menyikapi persoalan dengan tabayun atas kejadian yang dihadapkan dengan kita, jangan selalu berasumsi ini itu jelek, atau ini itu masalah, karena itu belum tentu benar apa yang kita nilai, perbaiki ruh kita dan spritual kita untuk selau berprasangka baik terhadap apapun.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta keegoisan

Literasi cinta

Aku Bangga Jadi santri